Minggu, 27 Maret 2011

Kalangan Remaja

contoh gambar adegan mesum dikalangan pelajar SMA


Dampak akibat dari seks bebas antara lain.
janin  bayi yang dibuang oleh remaja yang tidak bertanggung jawab akan kelakuannya sendiri melakukan seks bebas dan tidak maun menerima anaknya hingga akhirnnya bayi dibuang begitu saja tanpa ada rasa bersalah dan berdosa

Menonton infotainment kemarin pagi, bergidik mendengar artis remaja perempuan yang akan dipenjara karena suatu kasus, ternyata hamil pula di luar nikah, sudah dua bulan. Tidak ada konfirmasi siapa ayah dari si jabang bayi.
Remaja dengan segala perubahan dan fakta-fakta remaja lainnya seperti juga pernah diungkapkan pada artikel sebelumnya (Remaja dan Seks) memang selalu menarik untuk dibahas.
Fakta artis tersebut hanyalah tontonan yang tampaknya sudah menjadi sangat biasa kita santap sehari-hari. Data terburuk lain mengungkap fakta yang tidak kalah mirisnya, remaja bahkan rela melakukan aborsi ketika kehamilan menjadi tidak diinginkan : 700 ribu remaja Indonesia setiap tahunnya melakukan aborsi. Padahal tindakan aborsi pun beresiko menjadi kematian.
Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun berbagai macam, terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi (seperti yang disebutkan tadi) yang dapat menyebabkan cacat permanen atau berujung pada kematian.
Akibat psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan hal ini sebenarnya adalah: RASA BERSALAH, MARAH, SEDIH, SESAL, MALU, KESEPIAN, TIDAK PUNYA BANTUAN, BINGUNG, STRES, BENCI DIRI SENDIRI, BENCI ORANG YANG TERLIBAT, TAKUT TIDAK JELAS, INSOMNIA, KEHILANGAN PERCAYA DIRI, GANGGUAN MAKAN, KEHILANGAN KONSENTRASI, DEPRESI, BERDUKA, TIDAK PUNYA PENGHARAPAN, CEMAS, TIDAK MEMAAFKAN DIRI SENDIRI, TAKUT HUKUMAN TUHAN, MIMPI BURUK, MERASA HAMPA, HALUSINASI, SULIT MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN.
Lalu berikut beberapa alasan kenapa hal ini bisa terjadi :
1. TIDAK BISA MENGATAKAN ‘TIDAK’:
- Biasanya karena merasa takut diputus hubungan oleh pacarnya. Cara untuk mempertahankan hubungan tersebut. Padahal biasanya, sehabis itu pacar akan lari juga.
- Pacar sudah membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak. Habis itu, siapa yang akan bertanggung jawab ya?
- Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta. Sebenarnya kalau benar-benar cinta, akan menjaga supaya hubungan seks dilakukan setelah menikah.
2. MERASA BUKAN ANAK GAUL
Dengan pernah melakukan seks, dianggap ‘Gaul’. Salah besar padahal. Akan tetapi, banyak remaja yang punya konsep diri rendah tetap melakukannya supaya dianggap ‘Gaul’.
3. BISNIS
Prostitusi semakin merebak, sekedar iming-iming Blackberry dapat membuat remaja melakukannya loh! Di beberapa daerah, remaja juga dijadikan alat bisnis oleh orang tuanya atau juga karena masalah kemiskinan.
4. NILAI AGAMA YANG BERKURANG
Kalau dulu sih, pegangan tangan lawan jenis saja, kayaknya tabu sekali. Agama yang dijadikan alasan. Katanya secara agama tidak boleh. Tapi, sekarang mungkin sudah biasa yah? Ajarannya sih masih sama, akan tetapi nilai-nilainya mungkin sudah mulai bergeser kali tampaknya…
5. TAYANGAN TV
Wah, ini jangan ditanya deh. Dicekokin tiap hari dengan tayangan sinetron, infotainment, film, dll. Apa tidak rusak jadinya? Minimal membuat remaja ada keinginan ingin mencoba? Hm…jangan sampai kejadian deh ya...
6. GAYA HIDUP
Nah, akhirnya ada beberapa orang malah sudah menjalaninya sebagai gaya hidup. Sudah biasa saja. Akan tetapi, penulis yakin dan optimis, masih banyak remaja yang mempunyai sikap dan prinsip yang kuat dengan rumus ini :
PACARAN + CINTA = PERNIKAHAN, baru kemudian SEKS
Sekedar berkaca dari remaja di Dumpit Tangerang ketika penulis melakukan penyuluhan di sana di akhir bulan lalu. Mereka adalah remaja yang mempunyai sikap dan konsep diri yang baik. Remaja-remaja dari kalangan bawah tersebut, meskipun seringkali terpaksa bekerja untuk membantu orang tua mereka, tetap punya prinsip untuk tidak melakukan seks pranikah. Mereka tahu bahwa mereka akan berkata ‘TIDAK’ dan belajar menghargai diri mereka sendiri.
Bagaimanapun, pendidikan seks tetap perlu dilakukan agar hal ini tidak terjadi lagi. Lagi-lagi, ini PR siapa ya? Orang tua, guru, atau remajanya sendiri?
Yang pasti : REMAJA TETAP PUNYA MASA DEPAN!


 





Penyakit akibat oral seks bebas
Radang MulutSeks oral juga dapat menjadi sumber penularan radang mulut bila rongga mulut mengidap suatu penyakit menular seksual. Rongga mulut mungkin mengidap suatu penyakit kelamin kalau melakukan seks oral dengan orang yang sedang mengidap penyakit tersebut. Sebagai contoh, kalau seorang wanita melakukan seks oral terhadap seorang pria yang sedang mengidap gonorea (kencing nanah), maka dapat saja terjadi penularan dari penis ke lapisan mulut bagian dalam atau tenggorok.

Akibatnya wanita itu mengalami radang mulut atau tenggorok karena gonorea. Kalau kemudian wanita itu melakukan seks oral terhadap pria lain yang sehat, pria itu dapat tertular sehingga mengalami gonorea. Namun. kalau rongga mulut tidak mengidap penyakit kelamin, tentu seks oral tidak merupakan sumber penularan.

Kanker Tenggorokan
Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan kanker tenggorokan pada pria atau wanita, dicurigai menular lewat aktivitas seks oral. Dalam sebuah studi yang baru pertama kali dilakukan, para ahli meneliti kaitan antara human papilloma virus (HPV) yang menyebabkan kanker leher rahim dengan kanker oropharyngeal yang menyerang tenggorokan, tonsil dan bagian belakang lidah. Angka kejadian penularan HPV lewat kegiatan oral sex di Amerika Serikat terus mengalami peningkatan sejak tahun 1973. Kini bertambah lagi resiko penularan penyakit lewat seks oral, yakni kanker tenggorokan.

Dulu, banyak disebut orang yang paling rentan terkena kanker tenggorokan adalah mereka yang perokok dan banyak mengkonsumsi alkohol. Namun, rupanya ada faktor lain yang lebih dominan. Orang yang melakukan oral sex berganti-ganti pasangan hingga lebih dari 6 kali mengalami resiko terkena kanker tenggorokan 9 kali lebih tinggi.

Tidak semua orang menikmati seks oral. Banyak yang mencoba dan menyukainya, sementara sebagian lainnya memberikan beberapa komentar. Komentar-komentar ini bisa dibagi ke dalam tiga hal umum. Pertama, bahwa seks oral itu tidak higienis. Alasan kedua adalah karena faktor tabu untuk melakukannya. Ketiga, bahwa seks oral bukanlah ungkapan suatu kejantanan ataupun feminitas. Secara higienis, seks oral -baik cairan semen (air mani) maupun cairan vagina- sebenarnya tidak berbahaya bagi mereka yang tidak terkena penyakit menular seksual.

Setiap orang harus memastikan bahwa dirinya dan pasangannya bebas dari PMS sebelum melakukan hubungan seksual. Tidak ada penyakit yang ditularkan melalui seks oral yang tidak bisa ditularkan melalui seks dalam bentuk lainnya. Jika seseorang mengidap PMS, maka pasangannya kemungkinan akan tertular apapun bentuk hubungan seks yang mereka lakukan. Singkatnya, hubungan seks diantara pasangan yang sehat adalah aman dan bersih.

Untuk memastikannya tentu diperlukan pemeriksaan. Kalau tidak pernah melakukan oral sex dengan wanita penghibur yang mengidap penyakit kelamin, yakinlah bahwa Anda tidak mungkin mengidap penyakit itu. Tidak mudah pula untuk mengetahui tertular tidaknya Anda setelah berhubungan oral karena dampaknya tidak dapat langsung terlihat, melainkan setelah beberapa lama. Jika pacar atau istri hanya pernah melakukan hubungan seksual dengan pria resminya, yakinlah bahwa mereka berdua tidak akan menulari Anda dengan penyakit itu. Kemungkinan terburuk ialah pacar mengalami radang pada rongga mulut atau tenggorokan karena penyakit kelamin. Tentu saja ini baru terjadi kalau dia pernah melakukan seks oral dengan pria yang sedang mengalami penyakit kelamin.

Dr. Ferryal Loetan, seorang pakar seksologi juga mengatakan bahwa oral sex yang dilakukan oleh wanita terhadap pria dapat memungkinkan penularan penyakit di dalam tubuh. Sebab di dalam mulut terdapat banyak air liur. Beberapa kuman maupun bakteri memang ada yang tidak tahan dengan zat-zat yang ada di dalam air liur tersebut namun tidak semuanya. Demikian pula dengan berbagai macam jamur termasuk virus yang sering ada di badan manusia. Dimana yang menerima oral mempunyai penyakit, maka dapat saja menularkan penyakitnya kepada yang memberikan oral, begitu pula sebaliknya. Tapi kalau keduanya sehat maka tidak ada masalah.

Hubungan seksual yang sehat tidak akan mengakibatkan penularan PMS. Demikian juga seks oral yang sehat tidak akan menjadi sumber penularan penyakit kelamin. Untuk menghindari tertularnya penyakit, pelaku seks oral diimbau menggunakan kondom sebagai pengaman. Kini kondom yang diproduksi dibuat bervariasi bahkan dengan berbagai macam rasa seperti jeruk dan strawberry. Di Amerika Serikat, hampir 90 persen wanita penghibur meminta pasangannya memakai kondom saat berseks oral. Tetapi di Indonesia, langkah ini agaknya belum dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar